Indonesia
bakal memiliki catatan di buku Guiness Book of the Record karena
Suparwono pemuda asal Ponorogo yang saat ini berdomisili di Lampung
dengan tinggi badan 2,70 meter ini bakal menggusur nama manusia
tertinggi sejagat yang masih hidup tentunya, karena menurut catatan
ruanghati.com ada rekor manusia tertinggi yang belum pernah terpecahkan
namun pemegangnya rekornya sudah meninggal dunia yaitu Robert Pershing
Wadlow dengan tinggi 2,72 meter asal Alton, Illinois, USA yang meninggal
tahun 1940.
Sedangkan
untuk manusia yang masih hidup saat ini yang diakui oleh buku rekor
dunia dipegang oleh pemuda dari Ukraina yaitu Leonid Stadnyk dengan
tinggi2,54 meter menumbangkan rekor tertinggi sebelumnya yang dipegang
pemuda dari Mongolia yaitu Bao Xishun dengan tinggi 2,36 meter. Kemarin
siang kantor gubernur Lampung kedatangan tamu berjuluk Manusia Gajah.
Namanya Suparwono, 24, yang menurut kerabat dekatnya bertinggi badan 270
sentimeter dan berat 180 kilogram. Dalam waktu dekat dia bakal
didaftarkan ke Guinness Book of World Records sebagai manusia tertinggi
di dunia.
Bak
seorang artis terkenal, kedatangan Wono (panggilan akrab Suparwono) ke
kantor gubernur Lampung kemarin menyedot perhatian para PNS di sana.
Mereka menyambut Wono dengan antusias. Ada yang berebut salaman, tak
sedikit pula yang mengajak foto bersama. Pria berambut ikal gondrong itu
terlihat percaya diri meski datang tanpa alas kaki. Wono, warga SP 8
Gunung Agung, Tulangbawang (Tuba), kemarin memang diundang Gubernur
Lampung Sjachroedin Z.P. Anak keempat dari lima bersaudara pasangan
Sugito-Siti Aisah itu juga akan pamit ke gubernur untuk terbang ke
Jakarta, memenuhi undangan salah satu stasiun televisi swasta. Wono
didampingi tiga kerabatnya, yakni Sukani, Susanto dan Suwarno.
Ketika
ditanya mengapa Wono datang ke kantor gubernur tanpa alas kaki, Sukani
punya jawaban tersendiri. “Sebenarnya Wono mau pakai alas kaki. Tapi,
tidak ada yang cukup. Sebab, sepatu atau sandal yang dipakai Wono harus
berukuran 64,” tutur Sukani seusai diterima Gubernur Lampung Sjachroedin
di ruang kerjanya. Wono tiba di kantor gubernur pada pukul 10.25 WIB.
Bersama tiga kerabatnya, dia datang mengendarai Toyota Kijang. Agar
tubuh raksasanya bisa masuk mobil, jok tengah dan belakang harus
dilepas. Setelah itu baru kedua kakinya bisa diselonjorkan, meski tak
bisa benar-benar diselonjorkan.
Saat
keluar dari mobil, Wono juga merasa kesulitan. Tapi, atas bantuan
beberapa orang, dia akhirnya bisa keluar dari mobil ketika tiba di
kantor gubernur. Ketika beraudiensi dengan gubernur, Wono didampingi
Bupati Tuba Abdurachman Sarbini.Kepada wartawan yang mencegatnya
kemarin, Wono mengatakan, sebenarnya dia dijuluki orang-orang kampung
sebagai manusia raksasa. “Tapi, saya tidak suka dan saya lebih senang
dinamai manusia gajah,” tutur pria berkulit hitam ini seusai beraudiensi
dengan gubernur dan para pejabat pemprov.
Sebelum terkenal seperti saat ini, Wono menjadi buruh tani di kampung halamannya di SP 8. Dia juga pernah mengadu nasib sebagai pebasket. “Saya suka basket dan pernah bermain di salah satu klub basket di Surabaya, Jawa Timur. Nama klubnya adalah Pasific Caesar Surabaya. Saya bergabung sejak 2002 sampai 2006,” ungkapnya.
Sebelum terkenal seperti saat ini, Wono menjadi buruh tani di kampung halamannya di SP 8. Dia juga pernah mengadu nasib sebagai pebasket. “Saya suka basket dan pernah bermain di salah satu klub basket di Surabaya, Jawa Timur. Nama klubnya adalah Pasific Caesar Surabaya. Saya bergabung sejak 2002 sampai 2006,” ungkapnya.
Dalam
perkembangannya, Wono merasa tidak kerasan lagi bermain di klub
tersebut. Apalagi, dia cedera di lutut kanan, sehingga tak bisa lagi
bermain basket seperti pebasket normal. “Saya terjatuh ketika bermain.
Lutut kanan terbentur hingga cedera berat. Seandainya masih bisa main
basket, saya sangat bercita-cita menjadi pebasket terkenal seperti
Shaquille O’Neil,” katanya.Pihak keluarga sebenarnya sudah mengupayakan
pengobatan untuk Wono. Dia pernah dibawa ke Seputihbanyak, Lampung
Tengah (Lamteng) untuk menjalani terapi pengobatan pada cedera lututnya.
Di
kantor gubernur kemarin Wono juga diajak makan siang. Saat itulah,
banyak yang memperhatikan bagaimana manusia raksasa tersebut makan. Dia
sanggup menghabiskan ayam sayur hingga delapan potong. Menurut kerabat
dekatnya, Wono yang lahir di Banyumas, Pringsewu, 4 November 1985, itu
dalam sehari bisa menghabiskan 3 kilogram beras.
Gubernur
pun tak henti-henti memandangi tubuh Wono. Dia juga terkesima ketika
menyaksikan manusia gajah itu makan siang. Bahkan, Oedin “sapaan
gubernur Lampung” terkejut ketika Wono memegang pundaknya seusai
menyerahkan bantuan dana sekitar Rp 10 juta. ?Baru kali ini ada yang
berani memegang pundak seorang gubernur dengan cukup mudah. Untung saja
tidak memegang kepala saya,” canda Oedin sembari tersenyum. Oedin
mengatakan, dirinya akan menjajaki potensi Wono untuk diajak
mempromosikan Visit Lampung Year (VLY).”Kami pasti beri perhatian lebih
kepada dia. Kami akan berdayakan dia (Wono, Red) untuk mengembangkan
VLY. Potensi dan keunggulan yang ada padanya cukup bagus untuk dunia
pariwisata Lampung,” katanya.
Dalam
waktu dekat, pihak keluarga akan mendaftarkan Wono ke museum rekor
dunia, Guinness Book of World Records. Mereka yakin Wono ditasbihkan
sebagai manusia tertinggi di dunia. Menurut Susanto, Wono memiliki
tinggi 270 sentimeter. Saat ini rekor manusia tertinggi di dunia,
menurut Guinness Book of World Records, dipegang Sultan Kosen dari
Turki. Tingginya 2 meter 47 sentimeter.Susanto sangat yakin dengan
tinggi Wono yang mencapai 270 sentimeter. “Kami pernah mengukurnya saat
tidur. Tingginya, kalau dihitung, sampai sembilan keramik. Setiap
keramik berukuran 30 cm x 30 cm. “Rencana untuk masuk rekor Muri memang
ada. Tapi, belum tahu kapan pastinya,” tambah Sukani. Menurut paramedis,
Wono diduga mengalami kelainan hormon sejak kecil. “Kata dokter sih
seperti itu. Namun, kami belum tahu persis karena belum pernah check
up,” ujarnya.
Sumber:
http://ruanghati.com/2009/12/02/suparwono-bakal-jadi-manusia-tertinggi-di-dunia-harumkan-indonesia-di-guiness-book-of-the-record/